Oleh : Iradatul Aini,
Ciputat, Tangerang.
Karena tiada hari tanpa air, tersedia di mana-mana, air menjadi hal biasa saja. Tak jarang kita malah menghamburkannya. Tapi, apa yang kita rasakan bila terjadi kekeringan dan pencemaran? Betapa berharganya seteguk air bersih. Pun bila terjadi banjir bandang dan longsor di mana-mana. Tak hanya berbagai penyakit mewabah, tapi juga banyak hunian dan prasarana umum—seperti jalan, jembatan, jaringan pengairan, dsb.—rusak tak karuan. Bahkan, nyawa manusia pun jadi korban.
Lantas, kita pun bergumam, “Alam tidak mau bersahabat lagi dengan kita.” Pernahkah kita bertanya, sudah bersahabatkah kita dengan alam, khususnya air? Apa yang kita lakukan kepada alam akan kembali kepada kita. Kita melemparkan sampah secara sembarangan, dan alam membalas kita dengan berbagai penyakit. Kita kotori udara, alam menjawab kita dengan polusi. Kita sumbat tanah resapan air dengan gedung-gedung beton, alam menyapa kita dengan banjir. Intinya, keseimbangan alam dan ketersediaan air bersih amatlah tergantung pada kesediaan kita untuk ramah lingkungan dan bersahabat dengan alam.
Di Hari Air Sedunia ini, saatnya kita memilih sadar untuk mensyukuri anugerah air daripada sabar menekuri musibah karena air. Tentu dengan meningkatkan dua kesadaran penting: pertama, air sungguh tek ternilai harganya. Konon, lebih dari 70 persen komponen tubuh kita terdiri atas air, karenanya membutuhkan banyak air. Kandungan air dalam otak mencapai 83 persen, jantung 79 persen, paru-paru 80 persen, tulang 22 persen, dan darah 90 persen. Air pun ternyata bermanfaat untuk meluruhkan racun dan berbagai endapan di dalam tubuh, karena itu, belakangan dikenal terapi air untuk mengatasi beberapa penyakit.
Kedua, ketersediaan air berkualitas dipengaruhi oleh kelestarian dan keseimbangan lingkungan. Dan semua itu amatlah tergantung pada sikap dan perilaku kita—kesadaran kita, gaya hidup kita, pola pengaturan kebersihan, dan tak kalah penting, usaha terus-menerus “penghijauan” yang tak hanya mengasrikan lingkungan, tapi juga menghindari kekeringan sekaligus mencegah banjir dan longsor. Selamat Hari Air Sedunia 2007.
Monday, April 2, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment