Oleh : Thomas Sutasman
Cilacap. Jawa Tengah.
Sedari sekarang kita sudah mulai merasakan kesulitan mendapatkan air bersih. Apalagi musim kemarau. Tanpa kita sadari, air lama kelamaan akan menjadi barang yang sangat mewah. Maksudnya, kita akan kesulitan untuk mendapatkannya karena barangnya yang langka atau harga yang mahal.
Tanda-tanda bahwa air akan menjadi barang yang mewah mulai kita rasakan. Pertama, hilangnya resapan air tanah di daerah penyangga karena banyaknya penebangan pohon yang membabi buta. Ditambah lagi dengan penciutan situ-situ yang berfungsi sebagai penampung air karena digunakan untuk pemukiman.
Kedua, pencemaran air yang semakin lama tidak tertangani secara serius. Polutan yang ada tentunya menjadi penyebab utama air tidak sehat untuk dikonsumsi. Ketiga, swastanisasi air. Air yang menguasai hajat hidup orang banyak hanya akan dikuasai oleh kelompok tertentu yang bisa memainkan pengelolaan air. Setiap orang berhak atas air. Dengan swastanisasi, setiap orang tidak diakui berhak atas layanan air.
Akhirnya, permainan harga oleh pengelola akan sangat mengancam kesejahteraan konsumen.
Jelaslah bahwa setiap warga negara sangat membutuhkan layanan air yang prima. Pengaturan pengelolaan air yang baik oleh pemerintah sangat diharapkan, baik dari undang-undang pengelolaan air, implementasinya, keadilan, dan pemanfaatannya. Apabila swastanisasi air terjadi, maka hal ini merupakan bentuk kegagalan pemerintah dalam mengelola kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Selain itu, diperparah juga oleh rendahnya kesadaran masyarakat kita untuk menjaga siklus mata rantai air dan kepedulian terpenuhinya air bagi masa depan. Untuk itu, mulai sekarang pengelolaan air perlu dibenahi. Jangan sampai air hanya menjadi bencana saja, namun dapat juga menjadi suatu rahmat.
Monday, April 2, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment