Monday, April 2, 2007

Revitalisasi Nilai Tradisional untuk Menjaga Alam

Oleh: Mohammad Afifuddin
Jember, Jawa Timur.

Apa perbedaan mendasar orang zaman dulu dengan orang zaman sekarang (modern) ketika berhadapan dengan alam dan lingkungan sekitar? Perbedaannya terletak pada persepsi mereka terhadap alam dan lingkungan sekitar.

Orang zaman dulu menganggap alam merupakan bagian dari kehidupannya. Bahkan bagian dari nyawanya sendiri. Ada semacam benang merah yang memperantarai antara dunia kehidupan manusia dengan dimensi alam lingkungan. Sehingga dari situ manusia akan menganggap alam dan lingkungannya sebagaimana layaknya saudara sesama manusia. Mereka tabu mengintervensi kehidupan alamiah alam dan lingkungan. Apalagi melakukan perbuatan yang dapat merusak kelestariannya. Walaupun agak berbau tahayul dan tidak rasional, tapi toh dengan itu, kelestarian alam dan lingkungan relatif lebih terjaga.

Tapi kalau manusia modern malah sebaliknya. Mereka menganggap alam dan lingkungan sebagai dunia luar yang terpisah dari kehidupannya. Sehingga alam dan lingkungan hanya untuk dimanfaatkan, dieksplorasi, bahkan dieksploitasi demi kebutuhan manusia semata. Tanpa pernah memikirkan kelangsungan hidup alam dan lingkungan itu sendiri. Pola pikir semacam itulah yang menjadi pangkal bencana alam, rusaknya lingkungan, termasuk ancaman krisis air. Sebab manusia akan seenaknya menebang kayu, membuang sampah-sampah plastik di sembarang tempat, tanpa memperhatikan nasib kelestarian alam lingkungan.

Karena itu, salah satu jalan menyelamatkan keberadaan alam dan lingkungan agar lestari adalah dengan mencoba menerapkan kembali prinsip-prinsip primitif itu pada generasi muda kita. Tujuanya agar mereka tidak terlampau silau dengan pola pikir modern yang justru tidak bersahabat dengan alam dan lingkungan. Juga agar mereka punya rasa takut untuk merusak alam dan lingkungan. Dengan harapan di masa depan alam dan lingkungan kita tetap terawat. Sehingga krisis air dapat terhindarkan.

Sekali lagi, bukan bermaksud mengajari generasi muda kita pikiran mistis dan tahayul. Karena tidak selamanya nilai-nilai tradisional itu jelek. Dan telah terbukti jika modernisasi di segala bidang malah banyak mendatangkan bencana.

No comments: