Oleh : Harjito
Sleman, Yogyakarta.
"Akan tiba masa, kata tak akan ada lagi...."Bait lagu yang dilantunkan mendiang Chrisye sangat menyentuh kesadaran kita bahwa tak ada yang kekal di alam fana ini. Apabila frase "kata" ini adalah air (akan tiba masa, air tak akan ada lagi....) maka air yang sekarang ini sangat mudah diperoleh dan mata air masih deras mengalir akan berubah menjadi air mata tangisan anak cucu yang kesulitan mencari air bagaikan mencari oase di gurun pasir.
Ledakan pertumbuhan penduduk dan arus peningkatan urbanisasi menyebabkan peningkatan permintaan air minum. Permintaan yang terus menerus menyebabkan ketersediaan air terbatas. PBB memperkirakan lebih dari satu juta orang tidak mendapatkan air minum yang layak. Jumlah air di planet kita ini sangat banyak, tetapi 97,5% adalah air laut yang tidak bisa dikonsumsi. Sedangkan dua pertiga dari 2,5% adalah es yang berada di Kutub Utara dan Kutub Selatan, sisanya adalah air tanah/tawar yang dapat diminum.
Ketersediaan air yang terbatas berbanding terbalik dengan pencemaran air yang semakin menjadi-jadi dan penggundulan hutan. Contoh nyata adalah Banjir Aceh yang jelas menunjukkan penebangan hutan yang membabi buta pasca tsunami 2004 berimplikasi hilangnya lahan penyimpan air. Disebabkan faktor kemiskinan dan keterpaksaan di kampung-kampung masih lazim menjadikan sungai sebagai Tempat Pembuangan Sampah, dari unggas mati, sampah industri, hingga sungai sebagai jamban bersama.
Keberadaan Toilet, menurut Prof. T. Jacoeb, merupakan representasi (yang relevan dan signifikan) kemajuan sebuah masyarakat atau peradaban. Ada ketimpangan mendasar dari pembangunan kita, mall menjamur dimana-mana akan tetapi tidak diimbangi kepedulian lingkungan. SBY (Presiden Yudoyono) beberapa waktu lalu menegaskan bahwa ancaman wabah penyakit lebih ganas dan berbahaya daripada peperangan.Ketimpangan juga terjadi bagaimana kita memperlakukan air. Manusia modern tidak perlu bersusah payah menimba air ataupun memikul air dari mata air pegunungan.
Cukup dengan menekan saklar pompa air maka air tanah akan deras mengalir, dan semudah memperolehnya semudah pula menghambur-hamburkannya. Padahal agama dan budaya kita menasehati kita bahwa boros/mubadzir adalah saudara setan, hemat pangkal kaya, tentunya hemat pangkal selamat dan bukan hanya semoga. Amien. Air adalah sumber segala sumber kehidupan, tidak ada kehidupan tanpa air. Mari hentikan menghambur-hamburkan air. Selamat Hari Air Sedunia, 22 Maret 2007.
Monday, April 2, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment