Oleh : Bio In God Bless
Kelapa Dua, Depok.
Air adalah hal pertama yang dibahas oleh filsuf Yunani kuno. Thales, yang dikenal sebagai filsuf pertama, mengatakan bahwa arkhe (asas atau prinsip) alam semesta adalah air. Aristoteles menduga bahwa Thales berpikir begitu karena bahan makanan semua makhluk memuat zat lembab dan demikian halnya juga dengan benih pada semua makhluk hidup (Prof. Dr. K. Bertens, 1999: 35).
Dugaan lain mengatakan bahwa Thales berpikir demikian karena dia melihat air sebagai hal yang selalu berperan dalam kehidupan. Sesungguhnya, dinobatkannya air sebagai arkhe alam semesta oleh Thales merupakan simbol yang dapat diinterpretasikan sebagai keeratan hubungan antara air dengan manusia dan kehidupannya. Keeratan hubungan antara air dengan manusia dan kehidupannya disadari oleh Thales dan kemudian dituangkan dalam filsafatnya.
Keeratan hubungan antara air dan manusia dan kehidupannya yang disadari oleh Thales pada zaman Yunani kuno tampaknya belum juga mengendur hingga saat ini. Penelitian tentang air yang dilakukan di dunia kedokteran semakin membuktikan dan melegitimasi keeratan hubungan antara air dengan manusia dan kehidupannya. Manusia sangat membutuhkan air. Kebutuhan manusia terhadap air menjadi salah satu faktor penentu lancar atau tidaknya seluruh proses metabolisme tubuh manusia.
Berbeda dengan senyawa yang lain, air tidak bisa disintesakan sehingga air harus diperoleh dari luar tubuh. Nuri Andarwulan phD, ahli gizi dan makanan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) menjelaskan bahwa air yang harus diminum adalah air yang sehat. Air yang sehat dapat dilihat dari 3 aspek, yaitu aspek fisik, kimia, dan mikrobiologi. “Secara fisik, air yang sehat adalah air yang jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Secara kimia, air yang sehat adalah air yang kadar pH-nya netral dan kandungan mineral-mineral tertentu ada batasnnya. Secara mikrobiologi, air yang sehat adalah air yang tidak mengandung mikroba penyebab penyakit (patogen). Dari segi medis, telah terlihat bahwa air yang sehat sangat penting bagi tubuh manusia.
Kesehatan manusia merupakan salah satu Hak Asasi Manusia (HAM). Hal tersebut berarti bahwa salah satu hal yang harus tersedia guna menjaga kesehatan manusia sebagai salah satu pemenuhan HAM adalah air yang sehat. Pahitnya, fakta di lapangan menunjukkan banyak daerah yang kekurangan air. Sebagai sample, pada bulan Agustus 2006, 33 desa di 4 kecamatan di Boyolali kekurangan air baik untuk kebutuhan hidup maupun untuk kebutuhan pertanian.
Dua penyebab dari terjadinya krisis air yang mengancam Pulau Jawa adalah semakin berkurangnya daerah tangkapan air karena sebagian besar daerah tangkapan air berubah fungsi menjadi kawasan pemukiman dan perindustrian serta penebangan hutan yang tidak terkontrol. Menurut Kepala Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Barat, Apun Affandi, “eksploitasi air dan pengalihan penggunaan daerah tangkapan air yang tidak terkontrol membuat keseimbangan ekologis terganggu yang akhirnya mengurangi ketersediaan air di Jabar.”
Satu point yang dapat ditarik dari fakta yang dikemukakan dan dari penjelasan Kepala Pengelolaan Sumber Daya Air Jawa Barat adalah bahwa air tidak tak terbatas. Point yang lain dapat “diturunkan” dari 2 penyebab terjadinya krisis air yang mengancam Pulau Jawa, yaitu luas daerah tangkapan air dan kelestarian hutan merupakan 2 hal yang menjaga agar ketersediaan air tidak berkurang.
Menjaga ketersediaan air sesungguhnya juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak menghambur-hamburkan air dan menggunakan air sesuai dengan kebutuhan merupakan cara yang efektif untuk membantu menjaga ketersediaan air. Dengan cara demikian, tidak akan terjadi eksploitasi air seperti yang dijelaskan oleh Apun Affandi.
Ketersediaan air dan kualitas air yang sehat juga merupakan hak asasi dari anak-cucu kita nanti. Pemenuhan hak asasi tersebut tentunya merupakan suatu proses. Kesadaran serta kepedulian untuk memenuhi hak asasi kita dan anak-cucu kita dalam hal ketersediaan air yang cukup dan kualitas air yang sehat merupakan modal awal yang baik untuk menjalin proses tersebut.
Tuesday, March 27, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment