Tuesday, March 20, 2007

Krisis Air dan Komunitas Air

Oleh : Bambang Haryanto,
Wonogiri, Jawa Tengah.

Robert M. Pirsig dalam Zen and the Art of Motorcycle Maintenance (1981) pernah bertamsil : problem bisa tidak terlihat karena problem itu memang terlalu kecil, atau justru problem itu terlalu besar. Masalah krisis air bersih yang nyata-nyata semakin mengancam dunia termasuk problema yang terlalu besar, sehingga justru tidak terlihat oleh sebagian besar umat manusia. Mereka baru tersengat kesadarannya apabila muncul bencana banjir atau kekeringan yang langsung bersentuhan dengan hidup mereka. Bila hal tersebut tidak terjadi, maka ancaman yang terlalu besar tadi kembali tidak mereka lihat lagi.

Kunci solusinya : penyadaran atau edukasi terhadap masyarakat mengenai masalah air dengan segala problematikanya di masa depan, merupakan hal mutlak untuk dilakukan secara terus-menerus. Upaya Perdamsi bersama JEJak dalam mengajak masyarakat menyuarakan pendapat mereka dalam bentuk aktivitas lomba menulis surat pembaca, merupakan terobosan bagus. Momentum ini harus terus dijaga dan dilestarikan. Misalnya dengan cara yang saya usulkan berikut ini : semua peserta lomba berusaha “diikat” dalam sebuah jaringan komunitas pemerhati air.

Dengan ketentuan yang dibuat luwes dan tetap bertanggung jawab, masing-masing peserta lomba diberi piagam untuk mengikat diri mereka secara terhormat sebagai warga komunitas pemerhati air. Dan juga diberi hadiah email gratis, misalnya “widyawati@cintaair.org.” Piagam tersebut, yang pasti akan mereka pamerkan kepada teman dan kerabat, karena hal ini sangat manusiawi, merupakan simbol pengukuhan diri mereka secara subtil sebagai mitra, fellows, sekaligus sebagai petugas humas sukarela untuk mempromosikan masalah air kepada komunitas di sekitar mereka. Baik secara lisan mau pun melalui surat-surat pembaca mereka.

Demikian pula dengan email tersebut. Dengan domain email, sebagai contoh di atas, “cintaair.org,” hal ini juga merupakan simbol prestise dirinya sebagai warga yang memiliki kepedulian terhadap pelestarian air dan lingkungan. Tentu saja, disamping manfaat praktis, dengan email tersebut akan memudahkan mereka menerima, mengirimkan info-info terbaru tentang keadaan air di dunia dewasa ini dan masa depan, pendek kata memudahkan mereka berinteraksi dengan sesama warga komunitas dan juga dengan masyarakat luas.

James Surowiecki dalam bukunya The Wisdom of Crowds: Why the Many Are Smarter Than the Few and How Collective Wisdom Shapes Business, Economies, Societies and Nations (2004), menyatakan bahwa agregasi informasi dari kerumunan seringkali lebih bagus dibanding informasi yang diputuskan oleh seseorang individu. Merujuk hal tersebut maka seyogyanya perusahaan pengelola sumber daya air harus juga mulai mendengarkan dan memperhatikan fenomena ini, demi kebaikan mereka sendiri dan kebaikan bagi masyarakat luas.

No comments: